Ada
perbedaan pendapat di masyarakat menyangkut konsumsi kerang dan udang
yang merupakan makanan laut (seafood). Terutama mengenai kandungan
kolesterol yang ada pada keduanya. Betulkah lebih banyak manfaat
ketimbang mudaratnya?
Kerang-kerangan (mollusca: kerang, tiram,
remis, kijing) dan udang-udangan (crustaceae: udang, lobster, rajungan,
kepiting) adalah makanan laut kelompok shellfish yang lezat dan gurih.
Selain itu, seafood juga bernilai gizi tinggi.
Namun, masih
banyak orang khawatir, terutama para pengidap cholesterolphobia, bahwa
kadar kolesterol darahnya akan meningkat setelah mengonsumsi kerang atau
udang. Kelezatan dan nilai gizinya pun seolah terlupakan karena adanya
anggapan kadar kolesterol kedua jenis makanan ini tinggi. Padahal, hasil
penelitian menunjukkan bahwa seafood tersebut aman dikonsumsi.
Yang Terlupakan
Kerang
dan udang mengandung beberapa zat gizi penting. Pertama, makanan laut
ini merupakan sumber protein hewani. Bahkan mutunya dikategorikan
complete protein karena kadar asam amino esensialnya tinggi dan sekitar
85-95 persennya mudah dicerna tubuh.
Kedua, kedua jenis seafood
ini adalah makanan sumber lemak yang aman. Sebab, meskipun kolesterolnya
cukup tinggi, kadar lemak total dan lemak jenuhnya rendah. Kadar asam
lemak tak jenuh ganda omega-3 dalam seafood memang tinggi. Asam lemak
omega-3 dilaporkan dapat meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) serta
menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida dalam darah.
Hal
ini berdampak positif pada platelet (keping darah), membuatnya tidak
mudah lengket dan mengeras. Akibatnya, dapat mengurangi penyebab
terjadinya aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Asam lemak
omega-3 juga akan mengencerkan darah, sehingga peredarannya menjadi
lancar dan sehat.
Ketiga, kedua jenis seafood tersebut adalah
makanan sumber vitamin larut lemak dan air. Vitamin larut lemak adalah
A, D, E, dan K, sedangkan larut air terutama B-kompleks seperti B-1,
B-2, B-6 (piridoxin), B-12, dan Niasin.
Padahal, bila tubuh
tidak mendapat asupan berbagai vitamin tersebut dapat memperparah
kondisi kurang gizi. Misalnya kurang vitamin A berakibat pada kebutaan,
kurang niasin menyebabkan kulit menderita pellagra (burik dan bersisik).
Keempat,
makanan laut adalah sumber utama zat gizi mineral seperti zat gizi besi
(Fe), iodium (I), seng (Zn), selenium (Se), kalsium (Ca), fosfor (P),
kalium (K), flour (F), dan lain-lain. Keunikan mineral seafood adalah
lebih mudah diserap tubuh dibandingkan dengan makanan yang berasal dari
serealia dan kacang-kacangan.
Mineral Fe berperan dalam
pembentukan sel-sel darah merah dan mencegah anemia. Iodium (I)
menyehatkan kelenjar tiroid, mencegah gangguan akibat kekurangan iodium
(GAKY), dan menyehatkan proses tumbuh-kembang janin hingga usia
produktif.
Seng (Zn) adalah mineral esensial yang membantu
bekerjanya lebih dari 70 macam enzim, hormon, dan proses biosintesa
dalam tubuh lainnya. Selenium (Se) berperan sebagai pembantu antioksidan
dalam meredam keganasan radikal bebas, penyebab sekitar 50 macam
penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, dan
kanker.
Daya Serap Rendah
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsumsi kerang dan udang tidak meningkatkan kadar kolesterol
darah secara signifikan. Hal tersebut di atas dibuktikan oleh Marian T.
Childs et al (1987), peneliti dari Department of Medicine,
Interdisciplinary Program in Nutritional Science and School of Public
Health and Community Medicine, University of Washington di Seattle, AS.
Childs
meneliti daya serap kolesterol dalam tubuh dari tiga jenis diet
perlakuan, yaitu diet yang diatur zat gizinya sesuai keperluan tubuh.
Ketiga jenis diet tersebut dibedakan oleh sumber kolesterol: diet ayam
(diet standar + dada ayam tanpa kulit), kerang (diet standar +
remis/tiram), dan kepiting (diet standar + kepiting).
Penelitian
melibatkan delapan orang sukarelawan normolipidemia (kadar lemak darah
dalam katagori normal), sebagai sampel yang mengonsumsi setiap jenis
diet selama tiga minggu. Setiap tiga minggu, darah sampel diperiksa dan
diamati daya serap dan kadar kolesterolnya.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa daya serap kolesterol paling rendah berasal dari diet
kerang (42 +/- 3 persen), kemudian diet ayam (54 +/- 3 persen), dan diet
kepiting (55 +/- 3 persen). Hal ini berarti bahwa daya serap kolesterol
kerang-kerangan 25 persen lebih rendah dari kolesterol ayam dan
kepiting. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Dari
penelitian tersebut diketahui pula bahwa kolesterol kepiting (termasuk
dalam kelompok udang-udangan) kandungannya lebih tinggi dibandingkan
dengan tiram atau remis (mollusca). Karena itu, Childs mewanti-wanti
agar kita berhati-hati bila hendak mengonsumsi kepiting dan udang dalam
jumlah banyak. (Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga-IPB)
Kerang dan Udang Aman bagi Pembuluh Darah
Anda Telah Membaca artikel Kerang dan Udang Aman bagi Pembuluh Darah, Baca Juga Artikel Berikut
Nama Anda