Lumpia Semarang sebagai makanan khas daerah walaupun
keberadaannya mendapat saingan dagang dari berbagai kota, namun
mampu bertahan bahkan semakin digemari masyarakat. Keistemewaan
lumpia yang sangat terkenal ini, bukan karena bentuk dan
ukurannya tetapi dari kelezatanya rasa khas Semarang yang
manis-manis asin.
Menurut sejarahnya, lumpia Semarang ini diciptakan dan dirintis
oleh pasangan suami-istri China-Jawa sekitar satu abad yang
lalu. Pasangan suami istri tersebut sebelum menikah memang
merupakan penjual lumpia dengan rasa khas budaya dari masingmasing
daerah. Pemuda China bernama Choa Taiyu yang berasal
dari Fuking menyajikan lumpia dengan resep Hokiang, sedang Mbok
Warsih sebagai orang pribumi mempunyai ramuan khas Semarang.
Dari perpaduan rasa Hokiang dan Semarang inilah, makanan lumpia
menjadi kebanggaan warga Semarang dan kini telah diwarisi oleh
keempat generasi.
Bahan baku lurnpia Sernarang, selain rebung dari barnbu muda,
yang paling utama adalah udang dan telur, sedang tepung terigu
digunakan untuk pembungkus.
Cara membuat lumpia gaya Semarang sebenarnya tidak sulit, hanya
saja saat memasaknya memerlukan ketrampilan tangan yang benarbenar
cekatan. Sementara itu, untuk membuat isi lumpia, mulamula
melarutkan bawang merah goreng dan bawang putih yang telah
ditumbuk kedalam air. Larutan ini selanjutnya digoreng bersama
kocokan telur ayam dan udang. Setelah matang baru kemudian I
risan rebung diaduk menjadi satu di dalam pengorengan.
Selama proses ini, ramuan Chua-Wasih ditaburkan agar meresap
kedalam rebung, sehingga tak mengherankan aroma rasa paduan
Hokiang-Jawa ini semerbak harumnya dan lezat. Setelah isi dan
kulit telah siap, selanjutnya baru dilakukan pembungkusan
sesuai dengan pesanan atau pembeli yang ingin menikmati
ditempat jualan. Untuk mempercepat proses pengisian, umumnya
kulit lurnpia digelar dengan teratur pada papan dan kemudian si
dimasukan dengan ukuran tidak lebih dari satu takar. Pada waktu
pengisian inilah diperlukan tenaga ekstra, sebab selain
keterbatasan ternpat, juga supaya cepat pengulunganya. Warung
lumpia Bu Ida Kusmiati, walaupun sejak dulu mangkal diantara
gang dan jalan raya Pemuda Semarang namun jumlah pembelinya
tidak pernah sepi. Untuk melayani pembeli warung, Bu Ida hanya
memperkerjakan dua orang untuk peracik bumbu, dua orang tenaga
pembungkus dan satu orang tenaga penggoreng.
Proses akhir pembuatan lumpia hanya tinggal menggoreng isi
lumpia yang telah dibungkus kulit dan setiap menggoreng dapat
dilakukan beberapa buah sekaligus. Seperti warung Bu Ida,
setiap hari mampu menjual dagangannya sekitar 700 lumpia, baik
berdasarkan pesanan maupun para pembeli yang memakan ditempat.
Pesanan yang sering diterima umumnya dari para penumpang Kereta
Api atau Pesawat Terbang yang akan pergi kekota besar maupun
keluar Jawa.
Harga untuk setiap lumpia, Bu Ida menjualnya Rp700. Sehingga
cukup terjangkau oleh para pembeli yang terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat. Sebagai pelengkap makanan lumpia, selain
sauce manis, acar bawang bombei dan cabe rawit, ternyata juga
ada daun selada dan bawang merah berikut buah mudanya. Sehingga
apabila diramu menjadi satu, akan menambah selera makan karena
memang rasanya sangat istimewa.
Namun, yang paling menyenangkan pengusaha lumpia Semarang
adalah jika bulan December tiba. Pada bulan ini, selain musim
liburan sekolah, suasana Natal dan menyambut Tahun Baru, akan
banyak pesanan datang. Oleh karena itu, pada hulan seperti ini,
persediaan bahan baku maupun tenaga kerja menjadi bertambah.
Tetapi Bu Ida juga tidak melupakan mutu pelayanan atau kwalitas
usahanya.
|